- I’jazul Qur’anMAKALAHDisusun Guna Memenuhi TugasMata Kuliah : Ulumul Qur’anDisusun Oleh :Mufidin 123211053Muhammad Aniq 12321105Muhammad Daris Fithon 123211055
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
- PENDAHULUAN
Tiada
satu bacaan pun seperti Al- Qur’an yang dpelajari, dibaca, dan
dipelihara aneka macam riwayat cara membacanya. Dan Tiada sedikit pun
selain Al- Qur’an yang diatur tata cara membacanya, mana yang
harus dipanjangkan, dipendekkan, dipertebal, atau diperhalus
ucapannya. Dimana tempat boleh atau harus bermula dan berhenti,
bahkan diatur lagu dan irama yang diperkanankan atau tidak, sampai
pada etika membacanya.
Keistimewaan
Al- Qur’an inilah yang menjadi daya tarik sendiri, sirr
min Asroril Quran sangat banyak sekali. Dari juz, surat, ayat,
kalimah bahkan apa yang ada dalam huruf per huruf di Al- Qur’an itu
merupakan anugerah dari Allah Swt.
Kemukjizatan
Al- Qur’an adalah suatu yang diberikan Allah untuk sang Kekasih-Nya
, beliau Nabi Muhammad Saw. Kemukjizatan yang tidak diberikan Allah
kepada siapapun baik sebelum maupun sesudah Nabi Muhammad
Saw.
Inilah yang merupakan keistimewaan tersendiri dari Al- Qur’an
sekaligus sebagai Mukjizat Rahmatan lil ‘alamien.
- RUMUSAN MASALAH
- Pengertian dan Tujuan I’jazul Qur-an
- Macam-macam mukjizat Al- Qur’an
- Segi-segi kemukjizatan Al- Qur’an
- PEMBAHASAN
- Pengertian dan Tujuan I’jazul Qur-an
I’jaz
menurut bahasa membuktikan kelemahan. Sedangkan menurut istilah i’jaz
ialah ketidakmampuan mengerjakan sesuatu, lawan dari kekuasaan atau
kesanggupan. Apabila i’jaz sudah terbukti, nampaklah kekuasaan
mu’jiz. Dikehendaki dengan i’jaz dalam pembahasan ini, ialah ;
اظهارصدق
النبي ص م في
دعوة الرسالة باظهارعجز العرب عن معارضته
في معجزته الخالدة وهي القران وعجزالجبال
بعدهم
“Memperlihatkan
kebeneran Nabi dalam pernyataan sebagai seorang Rasul, dengan
memperlihatkan kelemahan orang arab dalam menantangnya terhadap
mukjizatnya yang kekal yaitu Al-Qur’an dan kelemahan orang-orang
yang datang sesudah mereka”
Dan
mukjizat ialah :
امرخارق
للعادة مقرون بالتحدي سالم عن المعارضات
Kata
mukjizat sendiri terambil dari kata bahasa Arab, اعجز
yang
berarti “melemahkan
atau menjadikan tidak mampu” .
Pelakunya yang melemahkan dinamai Mu’jiz dan bila kemampuannya
melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkamkan
lawan, maka dinamai معجزة
(mukjizat).
Tambahan (ة)
ta’
marbuthoh pada
akhir kata itu, yang mengandung makna mubalaghah(superlatif).
Mukjizat di definisikan oleh pakar agama islam, antara lain, sebagai
“ suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui
seseorang yang di utus Allah, sebagai bukti ke-Nabiannya yang
ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal
serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu” 2
Mukjizat
sebagai bukti kebenaran para Nabi. Keluarbiasaan yang tampak atau
terjadi melalui mereka itu di ibaratkan sebagai ucapan Tuhan : “Apa
yang dinyatakan sang Nabi adalah benar. Dia adalah utusan-KU, dan
buktinya Aku melakukan mukjizat itu”.
Sebenarnya
mukjizat walaupun dari segi bahasa diartikan melemahkan atau
membuktikan kelemahan yang ditantang sebagaimana dikemukakan diatas,
namun dalam segi agama, untuk membuktikan kebenaran ajaran Ilahi yang
dibawa oleh masing-masing Nabi. Jikalau demikian, maka ini paling
tidak mengandung dua konsekuensi :
Pertama,
bagi yang telah percaya kepada Nabi, maka ia tidak lagi membutuhkan
mukjizat. Mukjizat hanya berfungsi memperkuat keimanan, serta
menambah keyakinannya kepada Allah SWT.
Kedua,
para
Nabi dari sejak Nabi Adam a.s hingga Nabi Isa a.s diutus untuk suatu
kurun tertentu. Tantangan yang mereka kemukakan sebagai mukjizat
pasti tidak dapat dilakukan oleh umatnya. Namun apakah ini berarti
peristiwa luar biasa yang terjadi melalui mereka itu tidak dapat
dilakukan oleh selain umat mereka pada generasi sesudah generasi
mereka? Jika tujuan mukjizat hanya untuk menyakinkan umat setiap
Nabi, maka boleh jadi umat yang lain dapat malakukannya. 3
I’jazul Qur-an
mempunyai tujuan yaitu :
- Untuk membuktikan kerasulan Nabi Muhammad Saw
- Untuk membuktikan bahwa kitab suci Al Qur-an benar-benar merupakan wahyu Allah
- Untuk menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balaghah bahasa manusia
- Macam – macam mukjizat Al- Qur’an
Secara
garis besar mukjizat dapat dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu
pertama
mukjizat yang bersifat material indrawi lagi tidak kekal, dan kedua
mukjizat imaterial, logis, lagi dapat dibuktikan sepanjang masa.
Mukjizat nabi-nabi terdahulu kesemuanya merupakan jenis pertama.
Mukjizat mereka bersifat material dan indrawi dalam arti
keluarbiasaan tersebut dapat disaksikan atau dijangkau langsung lewat
indra oleh masyarakat tempat Nabi tersebut menyampaikan risalahnya.5
Perahu
Nabi Nuh a.s yang dibuat atas petunjuk Allah sehingga mampu bertahan
dalam situasi ombak dan gelombang dahsyat; tidak terbakarnya Nabi
Ibrahim a.s dalam kobaran api yang sangat besar; tongkat Nabi Musa
a.s yang beralih wujud menjadi ular; penyembuhan yang dilakukan oleh
Nabi Isa a.s atas izin Allah; dan lain-lain. Kesemuanya bersifat
material indrawi, sekaligus terbatas pada lokasi tempat nabi tersebut
berada. Ini berbeda dengan mukjizat Nabi Muhammad
Saw, yang sifatnya bukan indrawi atau material, namun dapat dipahami
oleh akal. Karena sifatnya yang demikian, maka ia tidak dibatasi oleh
suatu tempat atau masa tertentu. Mukjizat Al- Qur’an dapat
dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan akalnya dimana dan
kapanpun.6
Al-
Qur’an mengemukakan, alasan mengapa bukti mukjizat Nabi Muhammad
Saw adalah Al- Qur’an? Karna sesungguhnya umat terdahulu jikalau di
tunjukkan mukjizat para Nabi Allah
SWT,
mereka berdusta. Sebagaimana firman Allah :
“Dan
sekali-kali tidak ada yang menghalangi kami untuk mengirimkan
tanda-tanda (mukjizat) yang bersifat indrawi (melalui Engkau Nabi
Muhammad) melainkan karena tanda-tanda (semacam )itu telah (kami
kirimkan sebelum ini, namun) didustakan oleh umat terdahulu” (QS
Al-Isra : 59)
Penolakan terhadap
Al- Qur’an sebagai wahyu Allah, sudah terjadi pada waktu turunnya.
Mereka menganggap bahwa Al- Qur’an merupakan buah karya Nabi
Muhammad Saw, padahal beliau sendiri seorang yang ummy (tidak bisa
menulis dan membaca). Untuk menjawab penolakan orang Quraisy terhadap
Al- Qur’an sebagai wahyu Allah, Al- Qur’an menantang dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut :
- Mendatangkan semisal Al- Qur’an
Disini
Allah memerintahkan Manusia dan Jin berkumpul untuk membuat
semacam
Al- Qur’an. Sebagaimana Firman Allah :
“katakanlah
: sesungguhnya jika berkumpul manusia dan jin untuk mendatangkan yang
seperti Al- Qur’an ini, pastilah mereka tidak dapat mendatangkan
yang sepertinya, walaupun sebagian mereka menjadi penolong bagi
sebagian yang lain” (QS. Al- Isra’ : 88)
- Mendatangkan sepuluh surat yang menyamai surat-surat yang ada dalam Al- Qur’an.
“Bahkan
mereka mengatakan : Muhammad telah membuat-buat Al-Qur’an
itu. Katakanlah, (kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat
yang dibuat-buat untuk menyamainya, dan panggilah orang-orang yang
kamu anggap sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang
orang-orang yang benar” (QS. Hud : 13)
Meskipun lebih
ringan dibanding tantangan yang pertama, namun tak seorang pun yang
berhasil menjawab tantangan tersebut
- Mendatangkan satu surat
“Atau
(patutkah) mereka mengatakan, “Muhammad membuat-buatnya”.
Katakanlah, “(kalau benar yang kamu lakukan itu), maka cobalah
datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggilah siapa-siapa yang
dapat kamu panggil (untuk membuat-membuatnya) selain Allah, jika kamu
orang-orang yang benar
”.
(QS. Yunus : 38)
Dan
Allah mengulangi firman-Nya
kembali pada surat Al-baqarah.
“Dan
jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan
kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal
Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu
orang-orang yang benar.”(QS. Al-Baqarah : 23)7
- Segi – segi kemukjizatan Al- Qur’an
- Gaya Bahasa
Yaitu
adanya susunan yang indah yang berlainan dengan setiap susunan yang
diketahuinya dalam bahasa Arab. Al- Qur’anul Karim tidak bisa
disamakan oleh apapun dalam susunannya. Hal itu telah dibuktikan oleh
tokoh-tokoh sastra dan gembong-gembong ahli pidato yang fasih dan
gamblang seperti Walid bin Mughiroh, Utbah bin Rabi’ah dan
sastrawan lainnya.8
Al-
Qur’an telah melemahkan orang Arab, sehingga
tidak
bisa mengeluarkan kalam seperti Al- Qur’an. Dalam segi susunan
kalimah, huruf, lafadh, bahasa.9
- Susunan kalimat / Uslub
Al-
Qur’an muncul dengan uslub yang baik dan indah, bisa mengagumkan
orang-orang Arab karena keindahannya, keasikan dan kemanisan
susunannya. Di dalamnya terkandung nilai-nilai istimewa dimana tidak
akan terdapat dalam ucapan manusia yang akan menyamai isi kandungan
Al- Qur’an. Uslub Al- Qur’an yang menakjubkan itu, mempunyai
beberapa keistimewaan :
- Kelembutan Al- Qur’an secara lafdziah yang terdapat dalam susunan suara dan keindahan bahasanya.
- Keserasian Al- Qur’an baik untuk awam maupun kaum cendikiawan dalam arti bahwa semua orang dapat merasakan keagungan dan keindahan Al- Qur’an
- Sesuai dengan akal dan perasaan, dimana Al- Qur’an memberikan doktrin pada akal dan hati, serta merangkum kebenaran dan keindahan sekaligus.
- Keindahan sajian Al- Qur’an serta susunan bahasanya, seolah-olah merupakan suatu bingkai yang dapat memukau akal dan memusatkan tanggapan serta perhatian.
- Keindahan dalam liku-liku ucapan atau kalimat serta beraneka ragam dalam bentuknya, dalam arti bahwa satu makna diungkapkan dalam beberapa lafadh dan susunannya yang bermacam-macam, yang semuanya indah dan halus.
- Dapat dimengerti sekaligus dengan melihat segi yang tersurat (yang dikemukakan).
- Iijaz
Segi
kemukjizatan Al- Qur’an yang ketiga adalah adanya sifat
Iijaz(simple) yang indah, dan kemegahan ucapan yang luar biasa diluar
kemampuan manusia untuk menguasai atau mendatangkan persamaannya,
karena hal itu berada diatas kemampuan manusia.
- Undang-undang Ilahi yang Sempurna
Al-
Qur’an menjelaskan pokok-pokok aqidah, hukum-kukum ibadah,
norma-norma keutamaan dan sopan santun, undang-undang hukum ekonomi,
politik, sosial, dan kemasyarakatan, dan Al- Qur’an-lah yang
meletakkan dasar-dasar kemanusiaan yang mulia lagi adil yang
didengungkan oleh para tokoh reformer.
- Berita-berita tentang hal yang ghaib
Jikalau
Al- Qur’an itu buah karya Nabi Muhammad, pasti akan jelas
tanda-tanda bikinan beliau dalam berita-berita ghaib itu, sebab
buktinya berbeda dengan yang ia beritakan, dan nampak jelas pula
kedustaannya, padahal Nabi Saw jauh dari sifat dusta.
Contoh
surat Ar-Rum, yang menceritakan perang yang akan terjadi antara Roma
dan Parsi, serta
kemenangan pada peperangan tersebut ada dipihak Roma setelah mereka
kucar-kacir dalam peperangan terdahulu. Firman Allah
Swt
:
“2
Telah dikalahkan bangsa Rumawi, 3. Di negeri yang terdekat dan
mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, 4. Dalam beberapa tahun
lagi. bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). dan
di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang
beriman,5. Karena pertolongan Allah. dia menolong siapa yang
dikehendakiNya. dan dialah Maha Perkasa lagi Penyayang.” (Q.S
Ar-Ruum : 2-5)
- Sejalan dengan ilmu pengetahuan modern
Adanya
beberapa petunjuk yang detail mengenai sebagian ilmu pengetahuan umum
yang telah ditemukan terlebih dahulu oleh Al- Qur’an sebelum
ditemukan oleh para ilmuwan. Teori Al- Qur’an itu sama sekali tidak
bertentangan dengan teori-teori ilmu pengetahuan modern. Sebagai
contoh penyidikan dengan sidik jari. Pada abad yang lampau tahun
1884M di Inggris,
secara
resmi telah dipergunakan metode untuk mengenali seseorang dengan
perantaraan sidik jari. Hal itu terbukti karna kulit jari-jari
manusia berlapis dengan garis-garis halus yang beraneka macam yaitu
berbentuk busur, tali, dan panggalan. Kadang-kadang semua anggota
tubuh manusia memilki kesamaan, namun jari-jari memilki keistimewaan
sendiri. Sebagaimana firman Allah
Swt :
“3.Apakah
manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang
belulangnya?4.Bukan demikian, Sebenarnya kami Kuasa menyusun
(kembali) jari jemarinya dengan sempurna.(QS.
Al-Qiyamah : 3-4)
- Memenuhi kebutuhan manusia
Al-
Qur’an menyampaikan petunjuk dan bimbingan seperti :
- Perbaikan individu
- Perbaikan masyarakat
- Perbaikan aqidah
- Perbaikan ibadah
- Perbaikan akhlak
- Perbaikan hukum dan politik
- Perbaikan urusan keuangan
- Perbaikan urusan perang
- KESIMPULAN
Dari
pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa Al- Qur’an
merupakan anugerah yang hanya diberikan kepada Nabi Muhammad Saw.
Mukjizat itu tidak berupa indrawi yang sementara, melainkan bentuk
kalam Allah
SWT.
I’jazul
Quran ialah
ketidakmampuan mengerjakan sesuatu, lawan dari kekuasaan atau
kesanggupan. Apabila i’jaz sudah terbukti, nampaklah kekuasaan
mu’jiz (pelaku).
Keistimewaan
Al-
Qur’an berlaku untuk kapanpun, baik segi kandungan ayat, khasiat
surat maupun ayat, semua ada dalam kalam Ilahi tersebut. Inilah
kemukjizatan dan keistimewaan Al- Qur’an. Al- Qur’an jauh-jauh
hari telah membicarakan ilmu pengetahuan modern, cerita-cerita para
Nabi terdahulu, hukum-hukum(baik alam, pidana), politik, sosial,
ekonomi, peradaban, dan lain-lain.
- PENUTUP
Dari pembahasan di
atas dapat kita ketahui bersama, bahwa mukjizat mempunyai peran untuk
melemahkan umat manusia yang menentang.
Demikianlah
pembahasan makalah sekelumit tentang I’jazul Quran, kami sebagai
pemakalah, menyadari bahwa makalah yang kami sampaikan sangat jauh
dari kesempurnaan. Karena kesempurnaan hanya milik Allah, dan
kesalahan milik kami. Maka dari itu, perkenankanlah kami, meminta
kritik dan saran dari pembaca guna memperbaiki makalah kami
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemakalah
sendiri dan pada umumnya untuk pembaca. Amien
Dan akhir kata,
pemakalah mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata, baik berupa
sistematika penyusunan, maupun isi serta penyampaian makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Hasbi
Ash Shieddqy, Prof. DR. Teungku Muhammad. Ilmu-ilmu
Al-Qur-an. 2002.
Semarang
: Pustaka Rizki Putra.
Shihab,
M. Quraish. Mukjizat
Al- Qur’an. 1997.
Bandung
: Mizan.
Syadali
Drs. H. Ahmad, Drs. H. Ahmad Rofi’i. Ulumul
Quran II. 1997.
Bandung : Pustaka Setia.
Al-Qutthon
Minaul Kholil. Mabahits
fi ulumil Quran.
Umar
Drs. H. Moh. Chudlori, Drs. Moh. Matsna H.s.Pengantar
Studi Al-Qur’an. 1987.
Bandung : Al-M’arif.
1
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shieddqy, Ilmu-ilmu
Al-Qur-an, (Semarang :
Pustaka Rizki Putra, 2002),
h : 317
8
Moh. Chudlori Umar, Moh.
Matsna H.s, Pengantar Studi Al-Qur’an
(Bandung : Al-M’arif,1987),
h : 119
10
Moh. Chudlori Umar, Moh.
Matsna H.s, Pengantar Studi Al-Qur’an
(Bandung : Al-M’arif,1987),
h : 119-182
subhanallah...benar2 tuisan yang bagus kawan...
BalasHapussemoga kita bisa memperluas ilmu dan dakwah amin...
kunjungi juga ya http://kampussantri.blogspot.com/