Rabu, 20 Maret 2013

Makalah I'jazul Qur'an

   
  1. I’jazul Qur’an
    MAKALAH
    Disusun Guna Memenuhi Tugas
    Mata Kuliah : Ulumul Qur’an
    Dosen Pengampu : Nadhifah, S.Th.I, M.S.I





    Disusun Oleh : 
    Mufidin 123211053
    Muhammad Aniq  12321105         
    Muhammad Daris Fithon 123211055




FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
  1.  PENDAHULUAN
Tiada satu bacaan pun seperti Al- Qur’an yang dpelajari, dibaca, dan dipelihara aneka macam riwayat cara membacanya. Dan Tiada sedikit pun selain Al- Qur’an yang diatur tata cara membacanya, mana yang harus dipanjangkan, dipendekkan, dipertebal, atau diperhalus ucapannya. Dimana tempat boleh atau harus bermula dan berhenti, bahkan diatur lagu dan irama yang diperkanankan atau tidak, sampai pada etika membacanya.
Keistimewaan Al- Qur’an inilah yang menjadi daya tarik sendiri, sirr min Asroril Quran sangat banyak sekali. Dari juz, surat, ayat, kalimah bahkan apa yang ada dalam huruf per huruf di Al- Qur’an itu merupakan anugerah dari Allah Swt.
Kemukjizatan Al- Qur’an adalah suatu yang diberikan Allah untuk sang Kekasih-Nya , beliau Nabi Muhammad Saw. Kemukjizatan yang tidak diberikan Allah kepada siapapun baik sebelum maupun sesudah Nabi Muhammad Saw. Inilah yang merupakan keistimewaan tersendiri dari Al- Qur’an sekaligus sebagai Mukjizat Rahmatan lil ‘alamien.

  1. RUMUSAN MASALAH
    1. Pengertian dan Tujuan I’jazul Qur-an
    2. Macam-macam mukjizat Al- Qur’an
    3. Segi-segi kemukjizatan Al- Qur’an

  1. PEMBAHASAN
    1. Pengertian dan Tujuan I’jazul Qur-an
I’jaz menurut bahasa membuktikan kelemahan. Sedangkan menurut istilah i’jaz ialah ketidakmampuan mengerjakan sesuatu, lawan dari kekuasaan atau kesanggupan. Apabila i’jaz sudah terbukti, nampaklah kekuasaan mu’jiz. Dikehendaki dengan i’jaz dalam pembahasan ini, ialah ;
اظهارصدق النبي ص م في دعوة الرسالة باظهارعجز العرب عن معارضته في معجزته الخالدة وهي القران وعجزالجبال بعدهم
Memperlihatkan kebeneran Nabi dalam pernyataan sebagai seorang Rasul, dengan memperlihatkan kelemahan orang arab dalam menantangnya terhadap mukjizatnya yang kekal yaitu Al-Qur’an dan kelemahan orang-orang yang datang sesudah mereka”
Dan mukjizat ialah :
امرخارق للعادة مقرون بالتحدي سالم عن المعارضات
Suatu urusan menyalahi kebiasaan yang disertakan dengan tahaddah dan terlepas dari tantangan”1
Kata mukjizat sendiri terambil dari kata bahasa Arab, اعجز yang berarti “melemahkan atau menjadikan tidak mampu” . Pelakunya yang melemahkan dinamai Mu’jiz dan bila kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkamkan lawan, maka dinamai معجزة (mukjizat). Tambahan (ة) ta’ marbuthoh pada akhir kata itu, yang mengandung makna mubalaghah(superlatif). Mukjizat di definisikan oleh pakar agama islam, antara lain, sebagai “ suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang di utus Allah, sebagai bukti ke-Nabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu” 2
Mukjizat sebagai bukti kebenaran para Nabi. Keluarbiasaan yang tampak atau terjadi melalui mereka itu di ibaratkan sebagai ucapan Tuhan : “Apa yang dinyatakan sang Nabi adalah benar. Dia adalah utusan-KU, dan buktinya Aku melakukan mukjizat itu”.
Sebenarnya mukjizat walaupun dari segi bahasa diartikan melemahkan atau membuktikan kelemahan yang ditantang sebagaimana dikemukakan diatas, namun dalam segi agama, untuk membuktikan kebenaran ajaran Ilahi yang dibawa oleh masing-masing Nabi. Jikalau demikian, maka ini paling tidak mengandung dua konsekuensi :
Pertama, bagi yang telah percaya kepada Nabi, maka ia tidak lagi membutuhkan mukjizat. Mukjizat hanya berfungsi memperkuat keimanan, serta menambah keyakinannya kepada Allah SWT.
Kedua, para Nabi dari sejak Nabi Adam a.s hingga Nabi Isa a.s diutus untuk suatu kurun tertentu. Tantangan yang mereka kemukakan sebagai mukjizat pasti tidak dapat dilakukan oleh umatnya. Namun apakah ini berarti peristiwa luar biasa yang terjadi melalui mereka itu tidak dapat dilakukan oleh selain umat mereka pada generasi sesudah generasi mereka? Jika tujuan mukjizat hanya untuk menyakinkan umat setiap Nabi, maka boleh jadi umat yang lain dapat malakukannya. 3
I’jazul Qur-an mempunyai tujuan yaitu :
  • Untuk membuktikan kerasulan Nabi Muhammad Saw
  • Untuk membuktikan bahwa kitab suci Al Qur-an benar-benar merupakan wahyu Allah
  • Untuk menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balaghah bahasa manusia
  • Untuk menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa manusia. 4

  1. Macam – macam mukjizat Al- Qur’an
Secara garis besar mukjizat dapat dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu pertama mukjizat yang bersifat material indrawi lagi tidak kekal, dan kedua mukjizat imaterial, logis, lagi dapat dibuktikan sepanjang masa. Mukjizat nabi-nabi terdahulu kesemuanya merupakan jenis pertama. Mukjizat mereka bersifat material dan indrawi dalam arti keluarbiasaan tersebut dapat disaksikan atau dijangkau langsung lewat indra oleh masyarakat tempat Nabi tersebut menyampaikan risalahnya.5
Perahu Nabi Nuh a.s yang dibuat atas petunjuk Allah sehingga mampu bertahan dalam situasi ombak dan gelombang dahsyat; tidak terbakarnya Nabi Ibrahim a.s dalam kobaran api yang sangat besar; tongkat Nabi Musa a.s yang beralih wujud menjadi ular; penyembuhan yang dilakukan oleh Nabi Isa a.s atas izin Allah; dan lain-lain. Kesemuanya bersifat material indrawi, sekaligus terbatas pada lokasi tempat nabi tersebut berada. Ini berbeda dengan mukjizat Nabi Muhammad Saw, yang sifatnya bukan indrawi atau material, namun dapat dipahami oleh akal. Karena sifatnya yang demikian, maka ia tidak dibatasi oleh suatu tempat atau masa tertentu. Mukjizat Al- Qur’an dapat dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan akalnya dimana dan kapanpun.6
Al- Qur’an mengemukakan, alasan mengapa bukti mukjizat Nabi Muhammad Saw adalah Al- Qur’an? Karna sesungguhnya umat terdahulu jikalau di tunjukkan mukjizat para Nabi Allah SWT, mereka berdusta. Sebagaimana firman Allah :

Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi kami untuk mengirimkan tanda-tanda (mukjizat) yang bersifat indrawi (melalui Engkau Nabi Muhammad) melainkan karena tanda-tanda (semacam )itu telah (kami kirimkan sebelum ini, namun) didustakan oleh umat terdahulu” (QS Al-Isra : 59)

Penolakan terhadap Al- Qur’an sebagai wahyu Allah, sudah terjadi pada waktu turunnya. Mereka menganggap bahwa Al- Qur’an merupakan buah karya Nabi Muhammad Saw, padahal beliau sendiri seorang yang ummy (tidak bisa menulis dan membaca). Untuk menjawab penolakan orang Quraisy terhadap Al- Qur’an sebagai wahyu Allah, Al- Qur’an menantang dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
  1. Mendatangkan semisal Al- Qur’an
Disini Allah memerintahkan Manusia dan Jin berkumpul untuk membuat semacam Al- Qur’an. Sebagaimana Firman Allah :

katakanlah : sesungguhnya jika berkumpul manusia dan jin untuk mendatangkan yang seperti Al- Qur’an ini, pastilah mereka tidak dapat mendatangkan yang sepertinya, walaupun sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain” (QS. Al- Isra’ : 88)
  1. Mendatangkan sepuluh surat yang menyamai surat-surat yang ada dalam Al- Qur’an.
Bahkan mereka mengatakan : Muhammad telah membuat-buat Al-Quran itu. Katakanlah, (kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat yang dibuat-buat untuk menyamainya, dan panggilah orang-orang yang kamu anggap sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar” (QS. Hud : 13)
Meskipun lebih ringan dibanding tantangan yang pertama, namun tak seorang pun yang berhasil menjawab tantangan tersebut
  1. Mendatangkan satu surat

Atau (patutkah) mereka mengatakan, “Muhammad membuat-buatnya”. Katakanlah, “(kalau benar yang kamu lakukan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggilah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuat-membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar ”. (QS. Yunus : 38)


Dan Allah mengulangi firman-Nya kembali pada surat Al-baqarah.

Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”(QS. Al-Baqarah : 23)7

  1. Segi – segi kemukjizatan Al- Qur’an
  1. Gaya Bahasa
Yaitu adanya susunan yang indah yang berlainan dengan setiap susunan yang diketahuinya dalam bahasa Arab. Al- Qur’anul Karim tidak bisa disamakan oleh apapun dalam susunannya. Hal itu telah dibuktikan oleh tokoh-tokoh sastra dan gembong-gembong ahli pidato yang fasih dan gamblang seperti Walid bin Mughiroh, Utbah bin Rabi’ah dan sastrawan lainnya.8
Al- Qur’an telah melemahkan orang Arab, sehingga tidak bisa mengeluarkan kalam seperti Al- Qur’an. Dalam segi susunan kalimah, huruf, lafadh, bahasa.9
  1. Susunan kalimat / Uslub
Al- Qur’an muncul dengan uslub yang baik dan indah, bisa mengagumkan orang-orang Arab karena keindahannya, keasikan dan kemanisan susunannya. Di dalamnya terkandung nilai-nilai istimewa dimana tidak akan terdapat dalam ucapan manusia yang akan menyamai isi kandungan Al- Qur’an. Uslub Al- Qur’an yang menakjubkan itu, mempunyai beberapa keistimewaan :
  1. Kelembutan Al- Qur’an secara lafdziah yang terdapat dalam susunan suara dan keindahan bahasanya.
  2. Keserasian Al- Qur’an baik untuk awam maupun kaum cendikiawan dalam arti bahwa semua orang dapat merasakan keagungan dan keindahan Al- Qur’an
  3. Sesuai dengan akal dan perasaan, dimana Al- Qur’an memberikan doktrin pada akal dan hati, serta merangkum kebenaran dan keindahan sekaligus.
  4. Keindahan sajian Al- Qur’an serta susunan bahasanya, seolah-olah merupakan suatu bingkai yang dapat memukau akal dan memusatkan tanggapan serta perhatian.
  5. Keindahan dalam liku-liku ucapan atau kalimat serta beraneka ragam dalam bentuknya, dalam arti bahwa satu makna diungkapkan dalam beberapa lafadh dan susunannya yang bermacam-macam, yang semuanya indah dan halus.
  6. Dapat dimengerti sekaligus dengan melihat segi yang tersurat (yang dikemukakan).
  1. Iijaz
Segi kemukjizatan Al- Qur’an yang ketiga adalah adanya sifat Iijaz(simple) yang indah, dan kemegahan ucapan yang luar biasa diluar kemampuan manusia untuk menguasai atau mendatangkan persamaannya, karena hal itu berada diatas kemampuan manusia.
  1. Undang-undang Ilahi yang Sempurna
Al- Qur’an menjelaskan pokok-pokok aqidah, hukum-kukum ibadah, norma-norma keutamaan dan sopan santun, undang-undang hukum ekonomi, politik, sosial, dan kemasyarakatan, dan Al- Qur’an-lah yang meletakkan dasar-dasar kemanusiaan yang mulia lagi adil yang didengungkan oleh para tokoh reformer.
  1. Berita-berita tentang hal yang ghaib
Jikalau Al- Qur’an itu buah karya Nabi Muhammad, pasti akan jelas tanda-tanda bikinan beliau dalam berita-berita ghaib itu, sebab buktinya berbeda dengan yang ia beritakan, dan nampak jelas pula kedustaannya, padahal Nabi Saw jauh dari sifat dusta.
Contoh surat Ar-Rum, yang menceritakan perang yang akan terjadi antara Roma dan Parsi, serta kemenangan pada peperangan tersebut ada dipihak Roma setelah mereka kucar-kacir dalam peperangan terdahulu. Firman Allah Swt :

2 Telah dikalahkan bangsa Rumawi, 3. Di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, 4. Dalam beberapa tahun lagi. bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,5. Karena pertolongan Allah. dia menolong siapa yang dikehendakiNya. dan dialah Maha Perkasa lagi Penyayang.” (Q.S Ar-Ruum : 2-5)
  1. Sejalan dengan ilmu pengetahuan modern
Adanya beberapa petunjuk yang detail mengenai sebagian ilmu pengetahuan umum yang telah ditemukan terlebih dahulu oleh Al- Qur’an sebelum ditemukan oleh para ilmuwan. Teori Al- Qur’an itu sama sekali tidak bertentangan dengan teori-teori ilmu pengetahuan modern. Sebagai contoh penyidikan dengan sidik jari. Pada abad yang lampau tahun 1884M di Inggris, secara resmi telah dipergunakan metode untuk mengenali seseorang dengan perantaraan sidik jari. Hal itu terbukti karna kulit jari-jari manusia berlapis dengan garis-garis halus yang beraneka macam yaitu berbentuk busur, tali, dan panggalan. Kadang-kadang semua anggota tubuh manusia memilki kesamaan, namun jari-jari memilki keistimewaan sendiri. Sebagaimana firman Allah Swt :

3.Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?4.Bukan demikian, Sebenarnya kami Kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.(QS. Al-Qiyamah : 3-4)
  1. Memenuhi kebutuhan manusia
Al- Qur’an menyampaikan petunjuk dan bimbingan seperti :
  1. Perbaikan individu
  2. Perbaikan masyarakat
  3. Perbaikan aqidah
  4. Perbaikan ibadah
  5. Perbaikan akhlak
  6. Perbaikan hukum dan politik
  7. Perbaikan urusan keuangan
  8. Perbaikan urusan perang
  9. Perbaikan kebudayaan ilmiah10

  1. KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa Al- Qur’an merupakan anugerah yang hanya diberikan kepada Nabi Muhammad Saw. Mukjizat itu tidak berupa indrawi yang sementara, melainkan bentuk kalam Allah SWT.
I’jazul Quran ialah ketidakmampuan mengerjakan sesuatu, lawan dari kekuasaan atau kesanggupan. Apabila i’jaz sudah terbukti, nampaklah kekuasaan mu’jiz (pelaku).
Keistimewaan Al- Qur’an berlaku untuk kapanpun, baik segi kandungan ayat, khasiat surat maupun ayat, semua ada dalam kalam Ilahi tersebut. Inilah kemukjizatan dan keistimewaan Al- Qur’an. Al- Qur’an jauh-jauh hari telah membicarakan ilmu pengetahuan modern, cerita-cerita para Nabi terdahulu, hukum-hukum(baik alam, pidana), politik, sosial, ekonomi, peradaban, dan lain-lain.
  1. PENUTUP
Dari pembahasan di atas dapat kita ketahui bersama, bahwa mukjizat mempunyai peran untuk melemahkan umat manusia yang menentang.
Demikianlah pembahasan makalah sekelumit tentang I’jazul Quran, kami sebagai pemakalah, menyadari bahwa makalah yang kami sampaikan sangat jauh dari kesempurnaan. Karena kesempurnaan hanya milik Allah, dan kesalahan milik kami. Maka dari itu, perkenankanlah kami, meminta kritik dan saran dari pembaca guna memperbaiki makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemakalah sendiri dan pada umumnya untuk pembaca. Amien
Dan akhir kata, pemakalah mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata, baik berupa sistematika penyusunan, maupun isi serta penyampaian makalah ini.












DAFTAR PUSTAKA

Hasbi Ash Shieddqy, Prof. DR. Teungku Muhammad. Ilmu-ilmu Al-Qur-an. 2002. Semarang : Pustaka Rizki Putra.
Shihab, M. Quraish. Mukjizat Al- Qur’an. 1997. Bandung : Mizan.
Syadali Drs. H. Ahmad, Drs. H. Ahmad Rofi’i. Ulumul Quran II. 1997. Bandung : Pustaka Setia.
Al-Qutthon Minaul Kholil. Mabahits fi ulumil Quran.
Umar Drs. H. Moh. Chudlori, Drs. Moh. Matsna H.s.Pengantar Studi Al-Qur’an. 1987. Bandung : Al-M’arif.

1 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shieddqy, Ilmu-ilmu Al-Qur-an, (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2002), h : 317
2 M. Quraish Shihab, Mukjizat Al- Qur’an, (Bandung :Mizan,1997), h :
3 M. Quraish Shihab, Mukjizat Al- Qur’an, (Bandung : Mizan,1997), h :33
4 Ahmad Syadali, Ahmad Rofi’i, Ulumul Quran II, (Bandung : Pustaka Setia,1997), h :11
5 M. Quraish Shihab, Mukjizat Al- Qur’an, (Bandung : Mizan,1997), h :35
6 M. Quraish Shihab, Mukjizat Al- Qur’an, (Bandung : Mizan,1997), h :36
7 Minaul Kholil Al-Qutthon, Mabahits fi ulumil Quran, h : 259
8 Moh. Chudlori Umar, Moh. Matsna H.s, Pengantar Studi Al-Qur’an (Bandung : Al-M’arif,1987), h : 119
9 Minaul Kholil Al-Qutthon, Mabahits fi ulumil Quran, h : 266
10 Moh. Chudlori Umar, Moh. Matsna H.s, Pengantar Studi Al-Qur’an (Bandung : Al-M’arif,1987), h : 119-182

1 komentar:

  1. subhanallah...benar2 tuisan yang bagus kawan...
    semoga kita bisa memperluas ilmu dan dakwah amin...

    kunjungi juga ya http://kampussantri.blogspot.com/

    BalasHapus